Skip to main content

Puasa Ramadan

Penajam.Com | Bismillah. Dibawah ini adalah beberapa tuisan baik berupa hadits, penjelasan para ulama dan lainnya seputar puasa di bulan Ramadan. Semoga bermanfaat. 

Puasa Ramadan

ORANG YANG SIA-SIA PUASANYA

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah

Seorang yang berpuasa bisa jadi merasakan lapar yang sangat, kehausan, dan keletihan, namun dia tidak mendapatkan pahala di sisi Allah Azza wa Jalla, karena dia mengumbar lisannya untuk mengucapkan perkataan yang haram, mengumbar pandangannya untuk melihat yang haram, dan mengumbar telinganya untuk mendengarkan yang haram.

Jadi orang yang semacam ini hakekatnya dia tidak berpuasa, tetapi dia hanyalah meninggalkan makanan dan minuman saja, sehingga dia hanya merasakan keletihan tanpa ada manfaatnya.

Jadi puasa itu juga mencakup semua perkara-perkara ini, yaitu puasa perut dari makan dan minum serta semua hal-hal yang membatalkan puasa, puasa pendengaran dari semua ucapan yang haram, puasa penglihatan dari semua yang diharamkan oleh Allah untuk dilihat, dan puasa lisan dari ucapan yang kotor dan dosa, sehingga semua anggota badannya ikut berpuasa.

 Majalis Syahri Ramadhan al-Mubarak, hlm. 15


KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN

Rasulullah shallallahu ‘laihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.”

(HR. al-Bukhari no. 2014 dan Muslim no. 760 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)


HAKIKAT PUASA

Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,

هو لربِّ العالمين من بين سائر الأعمال، فإنَّ الصَّائم لا يفعل شيئاً، وإنَّما يترك شهوته وطعامه وشرابه من أجل معبوده، فهو تركُ محبوبات النَّفس وملذوذاتها إيثاراً لمحبَّة الله ومرضاته، فهو سرٌّ بين العبد وبين الله لا يطَّلع عليه سواه، والعباد قد يطَّلعون منه علىٰ تركه المفطراتِ الظَّاهرة، وأمَّا كونه ترك طعامه وشرابه وشهوته من أجل معبوده فأمرٌ لا يطَّلع عليه بشرٌ، وذلك حقيقة الصَّوم

Puasa adalah ibadah yang dipersembahkan kepada Rabb semesta alam di antara amal-amal lainnya. Sebab, orang yang berpuasa tidak melakukan apa-apa. Dia hanya meninggalkan syahwat, makan, dan minum karena Allah, Dzat yang dia ibadahi. Puasa adalah meninggalkan segala kelezatan yang dicintai jiwa dalam rangka mendahulukan cinta dan ridha-Nya.

Puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Allah, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia. Orang lain terkadang mengetahui secara lahir bahwa dia tidak melakukan pembatal-pembatal puasa. Namun, keadaannya meninggalkan makan, minum, dan syahwat karena Dzat yang dia ibadahi, maka ini adalah perkara yang tidak bisa diketahui oleh seorang pun. Inilah hakikat puasa.

Zadul Ma’ad, 2/34


KABAR GEMBIRA BAGI YANG BERPUASA

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Sebab, dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.

Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)


SIKSAAN BAGI ORANG BERBUKA SEBELUM WAKTUNYA DENGAN SENGAJA TANPA ‘UDZUR

Hadits-fsiRasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Tatkala saya sedang tidur, ada dua orang yang mendatangiku, maka keduanya memegang dua pundakku, lalu keduanya membawaku ke sebuah gunung yang tandus. Keduanya berkata: Naiklah engkau! Aku katakan: Saya tidak mampu. Dia berkata: Kami akan memudahkanmu. Maka akupun menaikinya, sampai saya tiba di tengah gunung tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras. Aku berkata: Suara apa ini? Mereka berkata: Teriakannya penghuni neraka. Kemudian saya dibawa lagi, ternyata saya melihat suatu kaum, yang mana mereka tergantung dengan daging urat kakinya, mulut mereka robek dan dari mulut mereka bercucuran darah.

Maka aku berkata: Siapakah mereka ini? Ia berkata: Mereka adalah orang-orang yang berbuka (puasa) sebelum tiba waktunya.”

Dishahihkan oleh al-Albani rahimahullah dalam shahih at-Targhib no 1005.

Berkata Imam Al-Albani rahimahullah:

“Maka ini adalah siksaan bagi orang yang berpuasa kemudian berbuka dengan sengaja sebelum masuk waktu berbuka, terus bagaimana keadaan orang yang tidak berpuasa sama sekali?!

Kita memohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan dunia dan akhirat.”

Selesai kalamnya Al-Albani dari As-Silsilah Ash-Shahihah hadits no 3951.


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar