Skip to main content

Sejarah SSD dan hal-hal yang wajib dihindari agar SSD awet

Penajam | Bismillah.  Sejarah SSD dimulai pada tahun 1970-an ketika IBM mengembangkan teknologi penyimpanan berbasis chip yang disebut "Winchester disk". Namun, teknologi ini belum dapat memenuhi permintaan pasar untuk penyimpanan data yang lebih cepat dan efisien.

Pada tahun 1980-an, teknologi memori flash mulai muncul dan mulai digunakan dalam kartu memori. Pada pertengahan 1990-an, teknologi ini mulai digunakan dalam disk flash portabel dan memori flash internal untuk perangkat mobile.

Sejarah SSD dan hal-hal yang wajib dihindari agar SSD awet

Pada tahun 1991, SanDisk mengembangkan SSD pertama yang menggunakan memori flash untuk penyimpanan data. Namun, harga SSD masih sangat mahal dan belum dapat diterima oleh pasar.

Pada tahun 2000-an, harga SSD mulai turun dan mulai digunakan dalam komputer desktop dan laptop. Pada tahun 2007, Apple mengumumkan MacBook Air, yang menjadi laptop pertama yang menggunakan SSD sebagai drive utama.

Sejak saat itu, perkembangan SSD terus berlanjut dan teknologi ini sekarang digunakan dalam berbagai perangkat, termasuk komputer desktop, laptop, tablet, server, dan perangkat mobile. Kecepatan transfer data dan kapasitas penyimpanan SSD telah meningkat secara dramatis seiring waktu, dan harga SSD saat ini sangat terjangkau bagi banyak pengguna.

Dengan demikian, SSD telah menjadi standar baru dalam teknologi penyimpanan data dan terus berkembang untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi akan kecepatan dan efisiensi.

Berikut adalah beberapa hal yang harus dihindari oleh pengguna SSD agar drive tetap berfungsi dengan baik dan memperpanjang umurnya:

  1. Over-writing data secara berulang-ulang: SSD memiliki jumlah pembacaan dan penulisan data terbatas, jadi jangan menulis atau mengubah data pada drive secara berlebihan.
  2. Menjalankan aplikasi pembersih disk: Beberapa aplikasi pembersih disk dapat menghapus data dari SSD secara berlebihan, yang dapat menurunkan umur drive dan mempercepat kerusakan.
  3. Menjalankan defragmentasi secara terus-menerus: SSD tidak memerlukan defragmentasi, jadi jangan menjalankan fitur ini pada drive.
  4. Menjalankan benchmark test: Beberapa benchmark test dapat menulis data pada drive secara berlebihan, yang dapat mempercepat kerusakan dan memperpendek umur drive.
  5. Menjalankan operasi pemulihan file: Proses pemulihan file dapat menulis data pada drive secara berlebihan, sehingga dapat mempercepat kerusakan dan memperpendek umur drive.
  6. Tidak memberikan pendinginan yang cukup: SSD memerlukan pendinginan yang cukup agar tidak mengalami overheating dan kerusakan.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, pengguna SSD dapat memastikan bahwa drive tetap berfungsi dengan baik dan memperpanjang umurnya.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar