Skip to main content

Banyak Mendengar vs Banyak Berbicara

Penajam.Com | Bismillah. Dalam dunia komunikasi, ada dua keterampilan yang sangat penting, yaitu mendengar dan berbicara. Keduanya saling berkaitan dan saling melengkapi. Namun, seringkali kita lebih banyak berbicara daripada mendengar. Padahal, mendengar adalah kunci untuk memahami orang lain dan membangun hubungan yang baik.

Banyak Mendengar vs Banyak Berbicara

Mendengar adalah proses aktif yang melibatkan perhatian, pemahaman, dan tanggapan terhadap apa yang kita dengar. Mendengar bukan sekadar menunggu giliran untuk berbicara atau mengangguk-angguk tanpa mengerti. Mendengar membutuhkan keterbukaan, kesabaran, dan empati.

Berbicara adalah proses ekspresif yang melibatkan penyampaian pesan, gagasan, atau pendapat kepada orang lain. Berbicara bukan sekadar mengeluarkan kata-kata tanpa memikirkan dampaknya. Berbicara membutuhkan kejelasan, kepercayaan diri, dan kesopanan.

Banyak mendengar memiliki banyak manfaat, antara lain:

  1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan kita tentang berbagai hal. Misalnya, jika kita mendengarkan cerita dari orang-orang yang berbeda latar belakang, budaya, atau profesi dari kita, kita bisa belajar banyak hal baru yang mungkin tidak kita ketahui sebelumnya.
  2. Memperkaya kosakata dan kemampuan berbahasa kita. Misalnya, jika kita mendengarkan podcast, audiobook, atau lagu-lagu dalam bahasa asing, kita bisa menambah perbendaharaan kata-kata dan cara pengucapan yang benar dalam bahasa tersebut.
  3. Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis kita. Misalnya, jika kita mendengarkan argumen atau debat tentang suatu topik yang kontroversial, kita bisa melatih kemampuan kita untuk menilai kekuatan dan kelemahan dari masing-masing sudut pandang.
  4. Meningkatkan kemampuan bersympati dan berempati dengan orang lain. Misalnya, jika kita mendengarkan curhatan atau keluhan dari teman atau keluarga kita, kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan dan memberikan dukungan atau saran yang sesuai.
  5. Meningkatkan kepercayaan dan rasa hormat dari orang lain. Misalnya, jika kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan oleh atasan atau klien kita, mereka akan merasa dihargai dan dihormati oleh kita.

Banyak berbicara juga memiliki banyak manfaat, antara lain:

  1. Menyampaikan pikiran dan perasaan kita kepada orang lain. Misalnya, jika kita berbicara tentang apa yang kita sukai atau tidak sukai, apa yang kita harapkan atau takutkan, apa yang kita impikan atau rencanakan, orang lain bisa mengenal kita lebih baik dan lebih dekat dengan kita.
  2. Menyuarakan hak dan kepentingan kita. Misalnya, jika kita berbicara tentang apa yang kita butuhkan atau inginkan, apa yang kita setujui atau tolak, apa yang kita tawarkan atau minta, orang lain bisa memahami posisi dan tujuan kita.
  3. Menunjukkan kepribadian dan karakter kita. Misalnya, jika kita berbicara dengan gaya bahasa, nada suara, atau ekspresi wajah yang khas untuk kita, orang lain bisa melihat ciri-ciri atau sifat-sifat unik dari diri kita.
  4. Menyampaikan informasi atau pengetahuan yang bermanfaat bagi orang lain. Misalnya, jika kita berbicara tentang sesuatu yang kita kuasai atau ahli di bidangnya, orang lain bisa belajar atau mendapatkan manfaat dari apa yang kita sampaikan.
  5. Mempengaruhi atau membujuk orang lain untuk melakukan sesuatu. Misalnya, jika kita berbicara dengan cara yang meyakinkan atau menarik perhatian orang lain, mereka bisa terinspirasi atau termotivasi untuk mengikuti apa yang kita sarankan atau ajak.

Namun, banyak mendengar atau banyak berbicara tidak selalu baik jika tidak seimbang. Jika kita terlalu banyak mendengar dan jarang berbicara, kita bisa kehilangan kesempatan untuk mengekspresikan diri kita sendiri. Kita bisa menjadi pasif, pendiam, atau penakut. Kita bisa menjadi mudah dimanfaatkan atau diabaikan oleh orang lain.

Jika kita terlalu banyak berbicara dan jarang mendengar, kita bisa kehilangan kesempatan untuk belajar dari orang lain. Kita bisa menjadi egois, sombong, atau kasar. Kita bisa menjadi tidak peka atau tidak peduli dengan orang lain.

Oleh karena itu, kita perlu menemukan keseimbangan antara banyak mendengar dan banyak berbicara. Kita perlu tahu kapan harus mendengar dan kapan harus berbicara. Kita perlu menghargai pendapat dan perasaan orang lain sebagaimana kita ingin dihargai. Kita perlu berkomunikasi dengan efektif dan efisien agar pesan kita tersampaikan dengan baik dan tujuan kita tercapai.

Banyak mendengar dan banyak berbicara adalah dua sisi mata uang yang sama pentingnya dalam komunikasi. Keduanya harus dilakukan dengan proporsional dan sesuai dengan situasi. Dengan begitu, kita bisa menjadi komunikator yang handal dan disukai oleh banyak orang.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar